Teknik Transplantasi Paru-paru Ganda Baru Sukses Selamatkan Dua Pasien Kanker Stadium Akhir
Sebuah tim ahli bedah di Rumah Sakit Cedars-Sinai di Los Angeles telah melaporkan bahwa mereka berhasil menyelamatkan dua pasien kanker stadium akhir dengan menggunakan teknik transplantasi paru-paru ganda yang baru. Penelitian ini menunjukkan bahwa teknik ini mungkin menjadi alternatif bagi pasien yang membutuhkan transplantasi paru-paru.
Teknik transplantasi paru-paru ganda yang baru ini dilakukan dengan cara memindahkan paru-paru dari donor yang masih hidup ke pasien yang membutuhkan. Teknik ini berbeda dengan teknik transplantasi paru-paru konvensional yang biasanya menggunakan paru-paru dari donor yang telah meninggal.
Menurut Dr. Abbas Ardehali, kepala divisi transplantasi paru-paru di Rumah Sakit Cedars-Sinai, teknik transplantasi paru-paru ganda ini dapat membantu meningkatkan kesempatan hidup pasien yang membutuhkan transplantasi paru-paru, terutama bagi mereka yang mengalami kanker stadium akhir.
Dr. Ardehali menjelaskan bahwa teknik ini dilakukan dengan memindahkan seluruh paru-paru dari donor yang masih hidup ke pasien yang membutuhkan. Prosedur ini dilakukan dengan menghubungkan paru-paru donor dengan saluran udara dan pembuluh darah pasien, dan kemudian memutuskan saluran udara dan pembuluh darah paru-paru pasien yang lama.
Setelah prosedur ini selesai dilakukan, pasien harus menjalani terapi imunosupresi untuk menghindari penolakan paru-paru donor oleh sistem kekebalan tubuh mereka. Selama terapi imunosupresi, pasien harus rutin menjalani pemeriksaan kesehatan dan menghindari paparan lingkungan yang berpotensi menimbulkan infeksi.
Teknik transplantasi paru-paru ganda ini telah diujicobakan pada dua pasien kanker stadium akhir yang mengalami kerusakan paru-paru akibat radiasi dan kemoterapi. Kedua pasien tersebut mengalami peningkatan fungsi paru-paru dan kualitas hidup setelah menjalani prosedur ini.
Dalam sebuah laporan yang diterbitkan di jurnal medis The Lancet Respiratory Medicine, tim ahli bedah dari Rumah Sakit Cedars-Sinai mengatakan bahwa teknik transplantasi paru-paru ganda ini dapat menjadi alternatif bagi pasien yang tidak memenuhi syarat untuk transplantasi paru-paru konvensional.
Namun, teknik ini masih dalam tahap percobaan dan memerlukan penelitian lebih lanjut untuk mengevaluasi keamanan dan efektivitasnya dalam jangka panjang. Selain itu, karena teknik ini melibatkan donor yang masih hidup, proses pengambilan paru-paru harus dilakukan dengan hati-hati dan dengan memperhatikan kesejahteraan donor.
Dalam rangka meningkatkan kesempatan hidup pasien yang membutuhkan transplantasi paru-paru, para peneliti terus mencari inovasi baru dalam teknik transplantasi paru-paru ganda. Salah satu inovasi baru yang tengah diuji coba adalah penggunaan paru-paru dari donor yang telah meninggal dengan kondisi yang kurang baik. Teknik ini disebut dengan ex-vivo lung perfusion (EVLP), di mana paru-paru yang telah diambil dari donor yang telah meninggal direndam dalam larutan khusus yang mengalirkan oksigen dan nutrisi ke dalam paru-paru tersebut.
Setelah beberapa jam direndam dalam larutan ini, paru-paru tersebut diperiksa kembali untuk memastikan bahwa mereka telah membaik dan dapat digunakan untuk transplantasi. Teknik EVLP ini telah berhasil digunakan dalam beberapa kasus transplantasi paru-paru di seluruh dunia dan diharapkan dapat meningkatkan kesempatan hidup pasien yang membutuhkan transplantasi paru-paru.
Selain teknik transplantasi paru-paru ganda dan EVLP, para peneliti juga sedang mencari inovasi baru dalam bidang imunosupresi. Imunosupresi merupakan terapi yang diberikan kepada pasien setelah menjalani transplantasi untuk menghindari penolakan organ oleh sistem kekebalan tubuh.
Namun, terapi imunosupresi dapat menyebabkan efek samping yang serius, seperti peningkatan risiko infeksi dan kanker. Oleh karena itu, para peneliti mencari cara untuk mengurangi dosis imunosupresi yang diberikan kepada pasien atau bahkan menghilangkan penggunaan imunosupresi secara keseluruhan.
Salah satu cara yang sedang diuji coba adalah penggunaan sel-sel pengatur imunitas, seperti sel T pengatur (Treg), untuk mencegah penolakan organ tanpa perlu memberikan dosis imunosupresi yang tinggi. Teknik ini masih dalam tahap awal dan memerlukan penelitian lebih lanjut untuk mengevaluasi keamanan dan efektivitasnya.
Meskipun demikian, inovasi baru dalam teknik transplantasi paru-paru dan imunosupresi menunjukkan potensi besar untuk meningkatkan kesempatan hidup pasien yang membutuhkan transplantasi paru-paru. Dalam beberapa tahun terakhir, angka kesintasan pasien setelah menjalani transplantasi paru-paru telah meningkat secara signifikan, dan diharapkan akan terus meningkat dengan adanya inovasi-inovasi baru dalam bidang ini.
Namun, perlu diingat bahwa transplantasi paru-paru merupakan prosedur yang rumit dan memiliki risiko yang tinggi. Pasien yang mempertimbangkan untuk menjalani transplantasi paru-paru harus memahami risiko dan manfaat dari prosedur ini, serta memilih rumah sakit dan tim medis yang memiliki pengalaman dan keahlian dalam melakukan transplantasi paru-paru.
Dalam hal ini, Rumah Sakit Cedars-Sinai di Los Angeles termasuk salah satu rumah sakit yang memiliki pengalaman dan keahlian dalam melakukan transplantasi paru-paru. Selain itu, mereka juga terus melakukan penelitian dan inovasi baru dalam teknik transplantasi paru-paru dan imunosupresi untuk meningkatkan kesempatan hidup pasien yang membutuhkan transplantasi paru-paru.
Posting Komentar untuk "Teknik Transplantasi Paru-paru Ganda Baru Sukses Selamatkan Dua Pasien Kanker Stadium Akhir"